Tugu Jogja, Simbol Kejayaan dan Filosofi Kehidupan Kota Yogyakarta

oleh -685 Dilihat
oleh
Tugu Jogja, Simbol Kejayaan dan Filosofi Kehidupan Kota Yogyakarta

YOGYAKARTA – Tugu Jogja, sebuah monumen ikonik yang terletak di jantung Kota Yogyakarta, terus menjadi daya tarik wisata dan simbol kebanggaan bagi masyarakat setempat.

Dikenal sebagai penanda sejarah panjang kota ini, tugu ini menyimpan cerita tentang perjuangan, keagungan, dan hubungan spiritual antara manusia, alam, serta Tuhan.

Setiap harinya, ribuan wisatawan dari berbagai penjuru dunia berkunjung untuk melihat langsung ikon yang sudah berusia lebih dari dua abad ini.

Menurut Muhammad Wahyu Ade Saputra, seorang mahasiswa, Tugu Jogja adalah representasi nyata dari filosofi kehidupan yang dipegang erat oleh masyarakat Yogyakarta.

“Tugu Jogja bukan hanya sekadar monumen yang berdiri tegak di tengah kota, tetapi juga penjaga cerita masa lalu yang terus menginspirasi generasi masa kini. Di sinilah sejarah, budaya, dan filosofi Yogyakarta berpadu dalam satu wujud kebanggaan,” ujar Wahyu.

Tugu Jogja pertama kali didirikan oleh Sultan Hamengkubuwono I pada Tahun 1755, tak lama setelah Kesultanan Yogyakarta berdiri. Pada awalnya, tugu ini dikenal sebagai “Tugu Golong-Gilig”, yang melambangkan kesatuan kosmis antara manusia, alam semesta, dan Tuhan.

Tugu ini juga berfungsi sebagai penanda spiritual yang menghubungkan Keraton Yogyakarta dengan Gunung Merapi. Konsep ini menjadi simbol filosofis penting yang menggambarkan harmoni alam dan kehidupan manusia.

Namun, pada Tahun 1867, gempa besar mengguncang Yogyakarta dan meruntuhkan Tugu Golong-Gilig.

“Kehancuran tugu tersebut akibat gempa merupakan salah satu momen kelam dalam sejarah Yogyakarta. Namun, itu tidak menghentikan semangat masyarakat untuk bangkit kembali,” jelas Wahyu.

Di Tahun 1889, pemerintahan kolonial Belanda membangun ulang tugu tersebut dengan desain baru yang lebih pendek dan diberi nama “Tugu Pal Putih”. Meski bentuknya berubah, esensi dari tugu ini tetap menjadi simbol kekuatan dan persatuan.

Baca Juga:  Serahkan SK Plt, Wali Kota Minta Pejabat Baru Lebih Maksimal

Tugu Pal Putih, dengan tinggi sekitar 15 meter, tetap mempertahankan posisi strategisnya di tengah perempatan jalan utama kota.

Menurut Wahyu, perubahan bentuk ini mencerminkan adaptasi budaya dan sejarah yang dialami oleh Yogyakarta selama masa penjajahan.

“Meski bentuknya berubah, maknanya tetap sama. Tugu ini tetap menjadi saksi perjalanan panjang sejarah Yogyakarta dan masyarakatnya,” ujar Wahyu lebih lanjut.

Selain sebagai simbol sejarah, Tugu Jogja juga menjadi tempat pertemuan budaya. Di sinilah masyarakat berkumpul, berdiskusi, dan menikmati suasana kota.

Tugu ini menjadi saksi bisu berbagai peristiwa penting dalam sejarah Yogyakarta, termasuk perjuangan melawan kolonialisme.

Wahyu menambahkan, Tugu ini adalah simbol kekuatan dan ketahanan. Ia telah melalui banyak peristiwa bersejarah, dan di situlah nilai filosofisnya semakin kuat.

Di malam hari, Tugu Jogja bersinar dengan indah. Lampu-lampu yang menerangi tugu menciptakan suasana magis yang memikat. Tak heran jika banyak wisatawan yang memilih waktu malam untuk berfoto di sini.

“Saat malam, Tugu Jogja benar-benar menampakkan keindahannya yang luar biasa. Ini bukan hanya soal sejarah, tetapi juga soal bagaimana tugu ini menyatu dengan kehidupan modern Yogyakarta,” kata Wahyu sambil menggambarkan bagaimana suasana tugu di malam hari.

Tidak hanya memiliki nilai estetika, Tugu Jogja juga menjadi pusat kegiatan masyarakat. Di sekitar tugu, sering diadakan berbagai acara seni dan budaya yang melibatkan warga lokal maupun wisatawan. Kegiatan ini semakin menegaskan peran Tugu Jogja sebagai pusat kebudayaan kota.

“Tugu ini adalah titik temu, baik secara fisik maupun kultural. Semua orang, baik warga lokal maupun wisatawan, merasa terhubung dengan tugu ini,” tambah Wahyu.

Bagi wisatawan, kunjungan ke Yogyakarta terasa tidak lengkap tanpa singgah di Tugu Jogja. Keunikan tugu ini terletak pada kemampuannya untuk menghubungkan masa lalu dengan masa kini.

Baca Juga:  Pelaku Usaha Tambang di Lutim Didorong Taat dan Ramah Lingkungan

Wahyu mengungkapkan bahwa setiap sudut tugu ini memiliki cerita yang dalam. “Setiap kali saya melihat Tugu Jogja, saya selalu merasa bahwa sejarah dan masa depan kota ini terhubung erat. Ini adalah tempat di mana waktu seolah-olah berhenti,” tuturnya.

Seiring berjalannya waktu, Tugu Jogja telah mengalami berbagai perubahan, baik dalam bentuk fisik maupun maknanya.

Namun, satu hal yang tetap konsisten adalah nilai filosofisnya yang mencerminkan semangat dan jati diri masyarakat Yogyakarta.

“Tugu ini adalah simbol semangat yang tidak pernah padam. Yogyakarta akan selalu menjaga nilai-nilai yang diwariskan oleh pendahulu kita melalui tugu ini,” pungkasnya.

Sebagai salah satu ikon paling terkenal di Indonesia, Tugu Jogja tetap menjadi lambang persatuan dan kekuatan bagi masyarakat Yogyakarta. Melalui sejarah panjangnya, tugu ini telah menjadi bagian integral dari kehidupan kota.

Wahyu percaya bahwa Tugu Jogja akan terus menjadi sumber inspirasi bagi generasi mendatang.

“Tugu ini akan selalu menjadi penanda bagi siapa saja yang ingin belajar tentang arti sebenarnya dari persatuan, perjuangan, dan ketahanan,” tutup Wahyu dengan penuh keyakinan. (*/)

Muhammad Wahyu Ade Saputra
Yogyakarta, 11 Oktober 2024

No More Posts Available.

No more pages to load.