PALOPO – Bagi masyarakat Kota Palopo, kini sampah akan memiliki nilai ekonomis ke depan. Pasalnya, Yayasan Bumi Sawerigading (YBS) Palopo, telah mengembangkan Tong dan Kotak Ajaib Terpadu (Tongkat).
Menurut Ketua YBS Palopo, Abdul Malik Saleh, Tongkat adalah sebuah inovasi yang muncul untuk menjadikan sampah yang dulu tak bernilai, kini memiliki nilai ekonomis.
“Sampah selalu menjadi masalah. Sebagian masyarakat belum bisa mengelola sampah dengan baik, terutama memilah sampah plastik dan sampah basah,” kata Abdul Malik.
“Dengan media Tongkat ini, sampah basah bisa menjadi pupuk organik. Tongkat ini dapat mengurai sampah menjadi pupuk dan magot,” ujarnya lagi.
Malik menambahkan, berdasarkan hasil survei yang dilakukan YBS Palopo, sampah organik berupa sisa makanan paling banyak di TPA.
“Sampah makanan di sana itu sekira 60 persen dari jumlah sampah yang ada,” kata Malik.
Dampak dari sampah organik, lanjut Malik, ialah timbulnya emisi karbon yang dapat menjadi penyebab pemanasan global.
“Untuk saat ini penggunaan tongkat di respon baik oleh masyarakat. Saat ini masyarakat Dangerakko sudah banyak yang memanfaatkan penggunaan Tongkat,” ujar Malik.
Sementara untuk sampah nonorganik residu, Malik mengatakan, ke depannya YBS akan mengolah sampah tersebut untuk dapat dijadikan sebagai bahan bangunan, seperti paving block dan sebagainya.
Terpisah, Taufik Qurrahman, salah satu anggota Forum Belajar Mapaccing (FBM) mengatakan, ada banyak manfaat dari pupuk organik hasil Tongkat.
“Semua tanaman saya tumbuhnya bagus setelah diberikan pupuk Tongkat ini, dan saya rasa pupuk ini juga sesuai untuk tanaman bunga ibu-ibu,” kata Taufiq.
Lebih lanjut Taufiq berharap, masyarakat mampu untuk melihat manfaat penggunaan Tongkat bagi lingkungan.
“Mungkin kalau mau dirupiahkan, saya rasa nilainya sangatlah tinggi. Selain itu, juga berfungsi untuk mengurangi sampah yang ada di sekitar kita,” tutupnya. (*/cha)
