Penjahit Desa Ketiban Berkah dari Program Seragam Gratis Ibas-Puspa

oleh -692 Dilihat
oleh
Penjahit Desa Ketiban Berkah dari Program Seragam Gratis Ibas-Puspa
Pengamat Ekonomi Pembangunan, Afrianto Nurdin, menilai jika kebijakan diproduksi, bukan berhenti pada output, tapi outcomenya nyata dirasakan masyarakat.

Luwu Timur, Kabartanaluwu.id – Program kartu pintar pemerintah Kabupaten Luwu Timur, tidak hanya menjadi berkah bagi para siswa dan siswi di berbagai tingkatan sekolah di Bumi Batara Guru.

Kini, program yang digagas oleh Bupati dan Wakil Bupati Luwu Timur, Irwan Bachri Syam-Puspawati Husler (Ibas-Puspa) ini, juga dirasakan manfaatnya oleh para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Luwu Timur. Khususnya para penjahit di desa-desa.

Pasalnya, para penjahit di pelosok desa yang ada di Luwu Timur kini ikut terlibat dalam menyiapkan pakaian seragam sekolah mulai dari tingkatan Taman Kanak-kanak, hingga siswa sekolah menengah pertama.

Pengamat Ekonomi Pembangunan, Afrianto Nurdin, menilai jika seharusnya seperti inilah kebijakan diproduksi, bukan berhenti pada output, tapi outcomenya nyata dirasakan masyarakat.

Baca Juga:  Ribuan Mahasiswa di Lutim Terima Kartu Pintar

“Sebagian daerah memang memprogramkan seragam gratis, tapi memberdayakan UMKM lokal sebagai penyedia barang, itu yang sulit disinergikan. Pemkab Lutim berhasil melakukan itu,” kata Afrianto Nurdin kepada kabartanaluwu.id.

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), kata Afrianto, tidak boleh dipandang semata sebagai instrumen fiskal, melainkan sebagai instrument triger strategis.

“Pengungkit yang sengaja dirancang untuk menghidupkan roda ekonomi mikro, memperkuat ketahanan komunitas, dan menjaga stabilitas sosial dari hulu ke hilir,” kata Afri sapaan akrabnya.

Bupati Lutim, lanjut Afri, mencoba melihat setiap rupiah yang dialokasikan dalam program seragam gratis, tidak sekadar membeli kain dari luar, tetapi skemanya dirancang agar melibatkan penjahit lokal, pengrajin tekstil daerah, serta pelaku usaha kecil yang selama ini berjuang dalam bayangan ketidakpastian pasar.

Baca Juga:  Program Beasiswa Kartu Pintar Lutim, Diapresiasi Kalangan Mahasiswa

“Dalam narasi teknokratis, ini adalah bentuk local economic multiplier effect yang disengaja, di mana belanja pemerintah kabupaten Luwu Timur secara eksplisit diarahkan untuk memperbesar dampak berganda terhadap perekonomian lokal,” jelasnya.

Afri menambahkan, kebijakan APBD tidak lagi sekadar dokumen administratif, melainkan benang emas yang menjalin nasib rakyat ke dalam tenunan kemandirian.

“Maka, ketika jarum jahit penjahit desa berdetak seirama dengan alokasi belanja daerah, ketika ibu-ibu penenun tersenyum karena pesanan mengalir dari program pemerintah, di sanalah kebijakan benar-benar “hidup”,” tambahnya.

“Bukan hanya di laporan akuntabilitas, tetapi dalam nafas sehari-hari masyarakat,” tutupnya.

Sementara itu, Mardiana, salah satu penjahit yang mendapatkan pesanan seragam gratis, mengaku bersyukur dengan dilibatkannya dirinya dalam program pengadaan seragam gratis oleh pemerintah Luwu Timur.

“Saya sangat bersyukur dengan adanya program ini. Karena kita orang kecil begini, dapat makan, karena dilibatkan dalam program pengadaan seragam sekolah seperti ini,” kata Mardiana. (*/)

No More Posts Available.

No more pages to load.