LUWU TIMUR, KABARTANALUWU.ID – Save The Childre (STC) melalui Sulawesi Cipta Forum (SCF), menginisiasi pelatihan budidaya jamur tiram di salah satu kelompok Village Saving and Loan Association (VSLA) Sahabat Sejahtera Desa Ansana, Burau, Luwu Timur.
Pelatihan budidaya jamur tiram tersebut dilaksanakan selama dua hari, yakni mulai tanggal 16 hingga 17 Juli 2025.
Trainer pelatihan budidaya jamur tiram, Hariyanto, mengatakan, peluang budidaya jamur tiram sangat memiliki potensi di Desa Ansana karena masih kurang yang menggeluti.
“Saya melihat peluang usaha budidaya jamur tiram sangat baik di desa ini karena masih kurang yang menggeluti usaha ini, bahkan masih ada yang berpikir bahwa jamur tiram itu racun,” kata Hariyanto.
Praktisi jamur tiram yang sudah beberapa tahun mengembangkan usaha jamur tiram ini menambahkan, dirinya ingin mendorong agar kaum perempuan utamanya ibu-ibu untuk bisa menghasilkan melalui budidaya ini.
“Saya ingin membuktikan bahwa masyarakat, khususnya ibu-ibu bisa menambah penghasilan dengan usaha ini,” kata Haryanto yang juga Ketua Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) Desa Asana.
Sementara itu, Manager Program Perlindungan Anak dan Growher SCF, Rosiana Amien mengatakan, pihaknya ingin semua kaum perempuan dapat menjadi pelopor pertumbuhan ketahanan ekonomi desa.
“Kami ingin menunjukkan bahwa pemberdayaan perempuan muda dari berbagai latar belakang dan usia, merupakan komponen penting bagi pertumbuhan dan ketahanan ekonomi pedesaan,” kata Rosiana Amien.
Rosiana menjelaskan, untuk VSLA sendiri merupakan kelompok menabung yang ada di desa yang diinisiasi oleh SCF yang sedang mengimplementasikan program GrowHer dari Save the Children.
“VSLA sendiri, selain menjadi tempat bagi kelompok perempuan berlatih pengelolaan keuangan keluarga, juga menjadi tempat untuk belajar terkait pembagian peran suami istri dalam rumah tangga melalui kegiatan Gender Action Learning System (GALS),” katanya.
Selain mengembangkan budidaya jamur tiram, kata Rosiana, beberapa kelompok VSLA juga mengembangkan usaha lain seperti pembibitan kakao, kompos, sayur sehat, VCO, keripik pisang, keripik bayam, Sale pisang, abon ikan, bawang goreng dan bawang kering.
“Sampai akhir Juni kemarin, SCF sudah menginisiasi terbentuknya 67 kelompok VSLA yang tersebar di 26 desa. Dan ada 18 kelompok VSLA yang didorong untuk mengembangkan bisnis kelompok,” ujarnya.
Untuk program GrowHer Cacao sendiri, lanjutnya, adalah untuk meningkatkan hak-hak perempuan dan anak perempuan, memperkuat representasi mereka dalam rantai nilai kakao.
“Serta mempercepat akses terhadap sumber daya dan pelatihan bagi 4.000 perempuan petani kecil dan wirausahawan di dua kabupaten, yaitu Luwu Utara dan Luwu Timur, Sulawesi Selatan,” tutupnya. (*/)