Mengenal Burung Alo, Maskot Pemilukada Kota Palopo 2024

oleh -2491 Dilihat
oleh
Mengenal Burung Alo, Maskot Pemilukada Kota Palopo 2024
Burung Alo atau Julang Sulawesi. (foto:int)

Penulis: Umay Asita

PADA peluncuran Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Selatan serta Pemilukada Wali Kota dan Wakil Wali Kota Palopo, KPU Palopo juga meluncurkan maskot Pemilukada 2024.

Maskot yang dipilih oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Palopo, yakni salah satu hewan endemik Sulawesi, burung Alo.

MASKOT. Burung Rangkong atau burung Alo yang jadi maskot Pemilukada Kota Palopo tahun 2024.

Burung yang juga disebut Julang Sulawesi atau bernama latin Rhyticeros cassidix ini, adalah spesies burung Rangkong dalam famili Bucerotidae yang endemik di pulau Sulawesi.

Ada tiga nama yang orang Sulawesi biasa sebut untuk burung ini yakni Allo atau Alo, Lupi dan Taong.

“Kenapa kami memilih burung Alo sebagai maskot Pemilukada? Kami berharap, dengan semakin dikenalnya burung endemik Sulawesi ini, maka kita semua bertanggungjawab untuk menjaganya. Saat ini, burung Alo terancam punah,” kata Irwandi Djumadin saat peluncuran maskot Pemilukada, Sabtu (01/06/2024).

Diketahui, panjang tubuh burung Alo ini dapat mencapai 100 centimeter untuk jantan, dan 88 centimeter unruk betina.

“Seumur-umur, saya baru sekira tiga kali melihat langsung burung Alo. Itupun tidak lama. Saya menjumpainya di dua tempat yang berbeda. Di wilayah Battang dan Latuppa bagian atas,” ujar Ketua KPU Palopo ini.

Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Palopo, Irwandi Djumadin.

Ciri burung Alo atau Julang Sulawesi yaitu memiliki tanduk yang besar di atas paruh, berwarna merah pada jantan dan kuning pada betina. Paruh berwarna kuning dan memiliki kantung biru pada tenggorokan

Burung Alo sendiri menghuni hutan primer dan hutan rawa. Meski kadang pula ditemukan di hutan sekunder dan biasa pula ditemui di hutan bakau.

Biasanya, burung Alo terbang atau bepergian dengan kelompok-kelompok kecil. Tapi, tidak jarang juga secara konvoi hingga puluhan burung.

“Suara kepakan sayapnya kalau terbang bergemuruh. Ribut sekali. Dulu di kampung, ada satu burung Alo yang sangat besar dengan lebar sayap yang besar pula,” kata Nursiah Lape salah seorang warga Enrekang yang kini lebih banyak bermukim di Kota Palopo.

Baca Juga:  Bupati Lutim Akan Sanksi Aparatnya yang Tambah Libur Lebaran

Jadi Perhatian Serius Pemerintah Kota Palopo

Pj. Wali Kota Palopo, Asrul Sani, SH, M.Si, mengapresiasi langkah KPU Palopo dalam upaya mengenalkan burung endemik Sulawesi yang terancam punah ini.

“Kita sangat mengapresiasi langkah yang diambil teman-teman KPU. Itu adalah salah satu langkah untuk melestarikan burung Alo yang saat ini terancam punah,” kata Asrul Sani.

Asrul juga akan segera melakukan upaya untuk membantu pelestarian burung Alo yang ada di wilayah Kota Palopo, agar burung ini bisa menjadikan wilayah Kota Palopo sebagai habitat untuk berkembang biak.

“Kita akan memberi perhatian serius akan hal ini. Di TWA Nanggala III, wilayah kita yang berbatasan dengan Toraja Utara akan kita bangun pos pemantauan. Kita akan melakukan riset terkait burung Alo ini,” ujarnya.

HUTAN LINDUNG. Pj. Wali Kota Palopo, Asrul Sani, SH, M.Si, saat mengunjungi hutan lindung di wilayah Nanggala, Kota Palopo. Di wilayah ini, masih terkadang dijumpai Burung Alo bertengger di pepohonan.

Di Indonesia terdapat 13 spesies burung Alo, dua merupakan endemik Sulawesi. “Kita akan menugaskan dinas terkait untuk mempelajari mulai dari kebiasaan, makanan dan apapun terkait burung Alo. Sehingga kita bisa melakukan intervensi guna pelestariannya,” jelas Asrul.

Sebagai bukti keseriusan Pj. Wali Kota Palopo, dirinya telah dua kali mengunjungi wilayah habitat burung Alo yang juga merupakan Taman Wisata Alam (TWA) Nanggala III dan merupakan salah satu kawasan konservasi yang berada di Kota Palopo namun di bawah pengelolaan Balai Besar KSDA Sulawesi Selatan.

“Harapan kami agar pihak pemangku kawasan, dalam hal ini Balai Besar KSDA Sulawesi Selatan, dapat berkolaborasi dengan Pemerintah Kota Palopo untuk membuka akses yang seluas-luasnya bagi pelestarian habitat burung Alo dan sekaligus pengembangan wisata alam di TWA Nanggala III melalui kerjasama yang konkret,” tandasnya.

Burung Alo sangat berperan penting memembantu proses regenerasi hutan, dengan menyebarkan biji-bijian dari buah yang dimakannya dalam cakupan terbangnya yang bisa mencapai hingga 100 kilometer.

Baca Juga:  Upacara HKN, ASN Palopo Kembali Diingatkan Soal Netralitas

Olehnya, burung Alo bagi masyarakat di Indonesia juga diberi julukan sebagai sang petani hutan. (*/)

No More Posts Available.

No more pages to load.