PALOPO – Palopo Sablon Manual dna Digital (Palonai), menggelar anniversary ke-4 tahun di Cafe D’Twinz, Kamis (29/02).
Pada anniversary ini, Palonai Palopo menghadirkan perwakilan Charlie SPS dari Jakarta untuk berbagi pengetahuan seputar sablon.
Saerozie, perwakilan Charlie SPS mengatakan, pihaknya mempunyai visi bagaimana para pelaku sablon di daerah-daerah ke depan bisa menjadi industri kreatif.
“Kita hadir berbagi pengetahuan dan juga membuka jaringan ke daerah-daerah. Sehingga, informasi dan kualitas teman-teman di daerah bisa setara dengan yang ada di Jawa,” katanya.
Saerozie menambahkan, potensi para pelaku sablon di daerah sebenarnya sangat bisa bersaing.
“Cuma terkadang, twman-twman keaulitan terkait bahan baku. Olehnya itu, kita hadir di sini membagi pengalaman sekaligus membuka jaringan terkait ketersediaan bahan baku,” ujarnya.
Selain itu, kegiatan ini juga menghadirkan Founder Sekolah Sablon Indonesia (SSI), Kristian Kesu untuk berbagi teknik-teknik sablon.
“Visi saya bagaiamana semua kota di Indonesia, itu bisa setara dalam hal kualitas dan juga bahan baku,” kata Kristian.
Di tempat ini, Kristian juga berbagi terkait dengan penggunaan tinta dan pemilihan kaos yang tepat agar hasil sablon maksimal.
“Kita ingin sablon ini menjadi industri kreatif yang disukai para anak muda, dan sekaligus dapat menopang dan membantu ekonomi suatu daerah,” jelasnya.
Di tempat yang sama, Founder Lumbung Kaos, Dedi Bara, yang menjadi sponsor kegiatan ini berharap, dengan adanya kegiatan ini dapat meningkatkan kualitas para pesablon di daerah.
” Industri kreatif di Sulsel sangat potensi dikembangkan, namun yang menjadi problem yang harus kita selesaikan adalah, kita kadang masih tertinggal soal inovasi dan informasi dari wilayah di Jawa,” katanya.
“Oleh sebab itu, hal inilah yang kemudian kita upayakan untuk ditingkatkan. Sekarang kita sudah bisa bersaing dengan wilayah luar, khususnya Jawa,” pungkasnya.
Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan praktek sablon dan pembagian doorprize dari Lumbung Kaos Makassar. (*/dri)
