PALOPO – Bedah rumah yang dilaksanakan oleh Kepolisian Resort (Polres) Palopo, ditargetkan rampung 4 hari ke depan. Hal ini disampaikan Kapolres Palopo, AKBP Safi’i Nafsikin, di sela-sela Bakti Sosial (Baksos) dalam rangka Hari Pers Nasional (HPN) ke-28 tahun bersama jurnalis di Kelurahan Ponjalae, Kecamatan Wara Timur, Kamis (9/2).
Kapolres Palopo, AKBP Safi’i Nafsikin, mengatakan, perbaikan rumah milik ibu Arina ditargetkan secepat mungkin terselesaikan. “Rencana 3 atau 4 hari perbaikan rumah ibu Arina ini selesai. Untuk pengerjaannya sendiri akan dilakukan secara gotong royong,” kata Safi’i.
Safi’i mengungkapkan, jika kegiatan sosial ini dapat berkelanjutan dan membawa dampak positif dalam membantu masyarakat. “Semoga kegiatan ini bisa membawa pengaruh kepada yang lain supaya bergerak dalam membantu masyarakat yang membutuhkan,” ungkapnya.
Sementara itu, mewakili kalangan jurnalis, Andi Alamsyah, mengatakan, dirinya berharap pemerintah juga dapat berperan aktif dalam melakukan kegiatan-kegiatan sosial seperti ini. “Saya berharap kegiatan ini dapat berkesinambungan, karna masih banyak masyarakat yang butuh perhatian kita semua,” harapnya.
Terpisah, Camat Wara Timur, Ruslan, menyampaikan, dari tujuh Kelurahan yang ada di Kecamatan Wara Timur, Kelurahan Ponjalae yang masih berada pada kategori miskin ekstrim. “Untuk itu, saya sangat berterima kasih kepada kapolres dan insan Pers yang telah peduli terhadap kondisi masyarakat dan berharap ke depannya semua orang bisa berkontribusi,” ucapnya.
“Semoga kita semua tersentuh hati dan tergugah hati untuk melakukan aksi-aksi seperti ini, karena masih banyak maayarakat yang membutuhkan bantuan seperti ini,” sambungnya.
Sementara itu, Ibu Arina menyampaikan ucapan terimakasih kepada polres Palopo, Insan Pers dan pemerintah setempat yang telah membantu merehab rumahnya. “Saya ucapkan terima kasih, karena sudah berikan bantuan bantuan bedah rumah ini dan memperhatikan keluarga saya,” ucapnya.
Arina yang memiliki 8 anak ini mengaku, selama ini dirinya dan keluarganya harus tinggal di rumah yang jauh dari kata layak huni. “Atap rumah bocor-bocor. Di lihat langit dari dalam rumah. Kalau hujan kami siksa sekali,” terangnya. (*/amy)